!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Sunday, May 31, 2015

Merasakan manisnya iman.

Perjalanan yang belum selesai (284)

(Bagian ke dua ratus delapan puluh empat, Depok, Jawa Barat, Indonesia, 19 Mei 2015, 14.28 WIB)

Merasakan manisnya iman.

Ustad dalam tauziahnya di Radio Rodja Selasa, 19 Mei 2015 menguttip sebuah hadist, Nabi Muhammad bersabda, ada tiga hal seseorang akan merasakan manisnya iman.
Pertama, dia mencintai Allah dan Rasulnya melebihi selain keduanya, kedua menceintai sesorang semata karena Allah, ketiga, dia berikrar tidak ingin kembali berbuat kekufuran (maksiat).
Mencintai Allah dan Rasulnya, melebihi selain keduanya, ditunjukkan oleh yang bersangkutan, dengan menjalankan segala perintah Allah seperti yang ada di Al Qur an dan Al Hikmah (sunnah/hadist) dan menjauhi seluruh larangannya seperti yang disebutkan di Al Qur an dan Hadist.
Mencintai Allah, tentunya kita mempraktekkan perintah Allah dalam rukun Islam, pertama berikrar mengucapkan Laillahaillaulah Muhammad Rasul Allah (Tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah, dan Muhammad Rasul Allah), kemudian melaksanakan kewajiban Sholat lima waktu.
Sholat lima waktu sangat penting dan paling penting kedua dalam rukun Islam, hukumnya wajib dan bila ditinggalkan , hukumnya berbuat dosa besar.
Sebaliknya bila kita laksanakan pahalanya besar dan sudah dilipat gandakan Allah.
Ini terjadi ketika peristiwa Isra (perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram,Mekah ke Baitul Maqdis/Masjid Aksa di Jerusalaem) dan Mirad (Perjalanan Nabi Muhammad dari Baitul Maqdis/Masjid Aqsa ke Sidratul Muntaha – langit ke tujuh) untuk mendapat perintah Allah langsung mengenai kewajiban sholat lima waktu.
Namun dalam perjalanan ini dari langit ke satu sampai langit ke tujuh, sebelum Nabi Muhammad turun ke bumi membawa perintah Sholat ini mendapat nasehat dari para Nabi yang ditemui Muhammad, antara lain Nabi Musa.
Kata Nabi Musa kepada Muhammad, ‘’Ummmatmu tidak akan sanggup melaksanakan sholat 50 waktu dalam sehari semalam, coba anda kembali ke Sindratul Muntaha minta keringanan dari Allah.
Setelah Nabi Muhammad mondar mandir menemui Allah dan kembali mendapat nasehat dari para Nabi yang sudah wafat itu, akhirnya Muhammad mendapat keringanan dari Allah tinggal melaksanakan kewajiban sholat menjadi hanya lima waktu sehari semalam, walaupun demikian Pahalanya tetap Allah berikan setara 50 waktu.
Betapa Rahmat Allah kepada Mahluknya, terutama manusia sangat luas, kewajibannya sangat ringan, namun pahalnya sangat besar berlipat ganda.
Banyak ibadah lain juga diberi rahmat Allah dengan pahala berlipat, seperti kalau kita beribadah tepat pada malam Lailatul Qadar, yang menurut Nabi Muhammad terjadi pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, yang pahalanya setara 1000 bulan (82 tahun), bayangkan saja, padahal usia ummat Nabi Muhammad jarang ada yang mencapai di atas 80 tahun.
Belum lagi kalau kita membaca surah Al Ikhlas, 10 kali usai kita sholat dan berzikir (istighfar), karena kata Nabi Muhammad membaca surah Al Ikhlas pahalanya sama dengan kita membaca 2/3 Al Quran, padahal membaca Al Quran terbata-bata saja kita mendapat dua pahala per satu hurufnya, dan kalau kita membacanya dengan fasih, mengerti makna atau artinya, Malaikat beserta kita mendoakan agar kita masuk surga.
Nabi Muhammad juga bersabda barang siapa pernah membaca Al Ikhlas 10 kali, maka Allah akan hadiahi yang membacanya Istana di surga.
Kita mencintai seseorang karena Allah, kita membantu saudara kita ikhlas karena Allah, menjenguk saudara kita yang lagi sakit karena Allah dan menyolatkan jenazah saudara kita karena Allah.
Kata Nabi barang siapa yang mengantar saudaranya satu keperluan seperti mengantarnya ke rumah sakit bila dia sakit maka Allah akan beri ganjaran pahala setara 1000 itikab di Masjid, dan bila kita menjenguk saudara kita yang lagi sakit, 50.000 malaikat beserta kita mendoakan agar kita mendapat rahmat dari Allah.
Kita juga membantu saudara kita dengan sadakoh pada saudara kita yang lagi diuji Allah dengan musibah kemiskinan (kelaparan), karena kata Nabi Muhammad, harta yang kita miliki sebenarnya yang kita sadakohkan (infak) di jalan Allah itu, bukan yang hanya kita simpan atau hanya kita jaga, karena kalau kita mati (meninggal) hanya membawa sepotong kain kafan, sedangkan keluarga dan harta meninggalkan kita, kecuali harta yang ditinggalkan itu di infakkan di jalan Allah atas nama kita yang telah meninggal, juga yang masih terus mengalir ke alam kubur adalah doa anak yang sholeh, dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
Sebaliknya kalau kita bakhil/pelit/kikir, maka Allah akan jadikan harta yang kita miliki itu jadi ular berbisa siap menrkam kita di neraka, karena bakhil dan pelit/kikir adalah salah satu perbuatan dosa besar.
Nabi Muhammad dalam sabdanya, seiap subuh (pagi) turun dua jenis malailkat menemui Manusia, satu jenis berdoa agar Allah menganti dan melipat gandakan rezeki orang yang berinfak/sadakoh).
Satu jenis malaikat lainya berdoa agar Allah membinasakan, atau mengambil kembali harta titipan yang telah diberikan kepada orang bakhil/pelit.
Secara fisik orang bakil/pelit tidak merasakan berkurangnya harta yang dimilikinya, namun berkah Allah yang diambil kembali berupa kesempitan hidup (merasa kurang terus/ tidak cukup terus dalam mengumpulkan harta, dan hartanya juga tidak berkah buat kehidupan keluarganya, bahkan menjadi pemberat dosa dalam timbangan Allah di akherat.
Itu sebabnya, Nabi Muhammad dalam Isra Mirad dipelihatkan Allah penghuni Surga yang mayoritas orang miskin yang beriman.
Kata Nabi Muhammad jarak hisab orang kaya dan orang miskin sampai 500 tahun, karena setiap sen yang ia peroleh di dunia akan dihisab (ditanya).
Kenapa orang miskin, karena kebanyakan orang miskin, ketika dia diuji Allah dengan kemiskinan dan kelaparan dia sabar dengan keimanannya.
Sedangkan orang kaya, kebnyakan manusia bila diuji dengan kekayaan dia tidak bersyukur, malah sombong dan lupa beribadah pada Allah.
Ketika miskin rajin ibadah, sholat, berpuasa, ketika diuji dengan kekayaan dia mulai sombong pada Allah, malas Sholat, malas berpuasa, menggunakan kekayaannya untuk banyak bermaksiat, berzina, miniman keras, narkoba, merokok. Dan Perbuatan maksiat lainnya, dan berbuat bakhil/pelit, baik kepada kedua orang tuanya, saudaranya yang lagi tertimpa musibah (kemiskinan/sakit) serta malas membantu anak yatim dan janda miskin.
Kategori ketiga, dia tidak ingin kembali berbuat kekufuran (maksiat), tidak ingin kembali berbuat kesyirikan (ke kuburan minta pada yang mati, ke dukun, bakhil/pelit,berzina, kawin lagi tapi memalsukan surat kematian istri pertama, sehingga kerjaannya setiap hari hanya menzolimi (menipu) istri pertama, kata ada rapat di luar kota, kenyataannya lagi rapet ke istri muda.
Jadi tinggalkan sudah perbuatan kekufuran itu, jangan lagi mengulangi perbuatan maksiat segera bertaubat dengan istighfar setiap saat.
Nabi Muhammad bersabda, dia sendiri dalam sehari membaca istighfar 100 kali, Nabi saja yang sudah dijamin masuk surga dan tanpa dosa istighfar 100 kali, apalagi kita yang berlumuran dosa.
Setiap anak adam (manusia) pasti pernah berbuat dosa, kecuali Nabi dan Rasul yang dijaga Allah dari berbuat dosa, sehingga Allah seperti dalam firmannya dan sabda nabi sangat mencintai orang yang bertaubat nasuha atas perbuatan maksiatnya.
Kata Allah, Allah akan mengampuni seluruh dosa seseorang yang beristighfar, walaupun sebesar bumi dan langit.
Sampai Nabi Muhammad bersabda, Allah akan membinasakan suatu kaum bila tidak ada satupun dari mereka beristighfar, dan akan menciptakan kaum yang baru yang berbuat dosa lalu beristighfar pada Allah.
Itu sebabnya seluruh amal seseorang tidak bisa membeli surga, artinya seseorang tidak bisa mengandalkan seluruh amalnya semata untuk dapat masuk surga, tanpa adanya rahmat Allah. Rahmat Allah jauh lebih besar dibandingkan seluruh amal seseorang.
Kalimat Laillahaillaulah (Tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah), kalau kita taruh di timbangan sebelah kanan, dan tujuh lapis langit dan bumi sebelah kiri, akan jauh lebih berat timbangan kalimat Tauhid itu.
Itulah dalam setiap membaca doa kita mohon pada Allah agar kita  mendapat Rahmat dan Hidayah dari Allah, agar kita meninggal dalam keadaan khusnul khotimah (dosa telah dihapus Allah), dan dihindari dari siksa kubur dan siksa neraka, amin.




No comments:

Post a Comment