!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Thursday, April 23, 2015

Ingat Mati, Ingat alam kubur

Perjalanan yang belum selesai (261)

(Bagian ke dua ratus enam puluh satu , Depok, Jawa Barat, Indonesia, 7 April 2015, 11.02 WIB)

Ingat Mati, Ingat alam kubur

Setiap mahluk hidup, seperti manusia pasti akan merasakan mati (meninggal). Hanya saja, tidak satu pun manusia, termasuk para nabi dan rasul tidak mengetahui kapan dia akan mati, apakah dia akan mati pada usia muda, atau pada usia tua.
Kematian termasuk takdir yang sudah ditulis Allah dalam kitab:
"Lauh Mahfuzh" .

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan semua takdir seluruh makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi”. (HR. Muslim no. 2653).

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”. (QS. Al-Hadid : 22).
Takdir Alllah dalam kitab ini adalah takdir umum, sedangkan takdir khusus ditulis Malaikat atas perintah Allah pada manusia ketika janin bayi dihembuskan ruh pada usia empat bulan sepuluh hari, ini yang disebut takdir seumur hidup seorang manusia.
Jadi, kapan manusia mati, hanya Allah yang mengetahuinya. Ketika manusia mati, ada tiga kategori yang menyertainya ke tempat pemakaman (pekuburan), pertama keluarga yang akan mengantarkannya, kedua hartanya, ketiga amalnya. Kedua yang pertama, keluarga dan hartanya akan meninggalkan si mayit sendirian di kuburan, kecuali dia hanya ditemani oleh amalnya.
Di alam kubur ini, nantinya akan ada dua malaikat yang akan bertanya pada si mayit.
Ada tiga hal yang akan ditanya malaikat itu, pertama, siapa Tuhanmu, siapa nabimu dan apa agamu.
Bila seorang manusia (Muslim) pernah mengucapkan kalimat Tauhid Laillahaillaulah Muhamadarasullah, dan selama hidupnya melaksanakan rukun iman dan rukun Islam, maka si mayit akan mudah menjawab siapa Tuhannya dan siapa nabinya, serta apa agamanya.
Malaikat di alam kubur hanya akan menanyakan ketiga kategori soal akidah ini, dan tidak akan bertanya soal dunia.
Bila kita banyak beramal, maka si mayit akan merasakan alam kubur bagai taman sorga, sampai menanti hari kiamat, sedangkan bila kita banyak berbuat maksiat tidak sempat bertaubat, maka kita akan merasakan siksa kubur, berupa berbagai siksaan , sambil menunggu siksaan sesungguhnya di hari kiamat (hari pembalasan).
Oleh sebab itu ketika masih hidup, maka selain konsisten sholat lima waktu pada waktunya, kita juga diwajibkan banyak berzikir dan beristighfar (minta ampun pada Allah).
Karena setiap manusia (anak Adam) pasti pernah berbuat dosa, karena seperti kata Allah di Al Quran dan Hadist, fitrah manusia itu pasti pernah berbuat dosa, Manusia pertama pun, nabi Adam yang baru diciptakan Allah sudah berbuat dosa, dengan termakan bujuk rayu Iblis memakan buah Kuldi, padahal Allah sudah melarangnya.
Allah sangat mencintai orang yang bertaubat (Istighfar) kata Allah dalam firmannya: Allah akan mengampuni seluruh dosamu, kalau anda bertaubat dan memohon ampun pada Allah.
Kata Nabi Muhammad, kalaulah tidak ada lagi manusia yang istighfar, maka Allah akan membinasakan seluruh manusia , dan akan menciptakan manusia baru yang penuh dosa, agar mereka segera minta ampun pada Allah (Istighfar).
Jadi sorga dan neraka itu bukan karena banyak sedikitnya maksiat dan amal perbuatan manusia, melainkan berkat rahmat Allah, namun manusia yang menginginkan Rahmat Allah tentunya dia harus bertakwa pada Allah dan banyak berdoa, baik ketika bersujud dalam sholat atau dalam kesempatan lainnya.
Ketika manusia mati, terputuslah amal seseorang, kecuali tiga hal, doa anak yang soleh, ilmu yang ditinggalkan bermanfaat bagi yang hidup, dan ketika amal jariah (sadakoh) yang diberikan yang pahalanya diberikan untuk si mayit.

MALAM PERTAMA DI ALAM BARZAKH

Oleh : Amru Alhaz Bin Adnan


Setiap detik pasti  ada orang yang meninggal dunia dan pada setiap detik juga pasti ada bayi yang baru dilahirkan. Begitulah rutin kehidupan dunia ini. Yang hidup akan mati, yang pergi akan digantikan dengan yang baru. Kita di dunia adalah umpama seorang musafir yang singgah sebentar berteduh di bawah sebatang pokok. Kemudian dia akan meneruskan perjalanannya ke  alam kubur ataupun alam barzakh. Menurut kamus Mukhtar al-Shahhah  oleh Abu Bakr al-Razi, barzakhbermaksud dinding pembatas antara dua benda. Berdasarkan (iktikad) Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah, setiap manusia akan berada di dalam satu alam yang dinamakan alam barzakh. Ia terletak di antara alam dunia dan alam akhirat. Hal ini bersesuaian dengan firman Allah S.W.T di  dalam surah Al-Mukminun ayat 99-100:

Kesudahan golongan yang kufur ingkar itu apabila sampai ajal maut kepada salah seorang di antara mereka, berkatalah dia: “Wahai Tuhanku, kembalikanlah daku (hidup semula di dunia) - supaya aku mengerjakan amalan soleh dalam perkara-perkara yang telah aku tinggalkan". Tidak! Masakan kau akan dapat? Sesungguhnya perkataannya itu hanyalah kata-kata yang dia sahaja yang mengatakannya, sedang di hadapan mereka alam barzakh (dinding) hingga hari mereka dibangkitkan semula (pada Hari Kiamat).

Seseorang yang sudah mati dan berada di alam barzakh dapat menjangkakan sama ada dia akan mendapat kenikmatan atau kesengsaraan di akhirat kelak. Perkara ini disebut dalam sebuah hadith yang diriwayatkan oleh Imam al-Tirmidzi, Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud:

"Sesungguhnya kubur itu ialah penginapan pertama antara penginapan akhirat, maka sekiranya seseorang itu terlepas dari seksaannya, maka apa yang akan datang kemudiannya akan lebih mudah lagi dan seandainya seseorang itu tidak terlepas (kandas) daripada (seksaannya), maka yang akan datang sesudahnya akan lebih sukar (keras, berat)."

Dr A’idh  Abdullah al-Qarni menulis di dalam sebuah bukunya yang cukup terkenal bertajuk “Malam Pertama Di Alam Kubur”: Seorang penyair arab pernah mendendangkan syairnya:

Aku tinggalkan tempat tidurku pada satu hari, kemudian aku terserkap membisu. Aku telah berpindah dari satu tempat menuju tempat lain. Aku berangkat pergi dari ranjang tidur dalam istanaku menuju alam lain. Kubur adalah malam pertama. Demi Allah katakanlah apa yang terjadi pada malam tersebut .Yang Allah pasti mentakdirkannya pada setiap hamba.


Renungkanlah bagaimana perjalanan seseorang manusia akan berakhir di dalam kubur. Al-Rifa’i berkata: “ Setiap orang yang takut pada sesuatu pasti akan menghindarinya, kecuali kubur. Tidak ada orang yang ingin lari daripadanya melainkan dia akan datang kepadanya. Dia selalu menunggumu tanpa jemu, dan apabila engkau masuk ke dalamnya, engkau tidak akan kembali selama-lamanya. Renungilah nasib saudaramu yang kini telah dikuburkan: “Dahulu dia menikmati pemandangan yang indah, kini matanya telah tertanggal, dahulu lidahnya petah bertutur, kini cacing tanah telah memakan mulutnya. Dahulu dia sering tertawa, kini giginya hancur terbenam.”

Umar bin Abdul Aziz pernah  berkata kepada beberapa orang sahabatnya di dalam satu majlis, Wahai fulan! engkau telah melepasi satu malam, adakah pernah kau terfikir tentang kubur dan penghuninya? Sekiranya kau tahu apakah keadaan sebenar di dalam kubur, pasti kau tak akan berani mendekatinya.

Pada suatu ketika pula , Umar bin Abdul Aziz mengiringi jenazah saudaranya. Apabila jenazah selamat dikebumikan, maka semua orang  telah bersurai kecuali  beliau dan beberapa orang sahabatnya yang  masih tidak berganjak dari kubur tersebut.  Tidak lama kemudia sahabatnya bertanya: Wahai Amirul Mukminin, kau merupakan wali kepada jenazah ini, mengapa engkau perlu menunggunya lagi sedangkan dia telah meninggalkanmu. Umar pun berkata: “ Ya,  sesungguhnya kubur ini memanggilku dari belakang.  Mahukah kalian tahu apakah yang dikatakannya kepadaku: Mereka menjawab “ Sudah tentu wahai Amirul Mukminin. Kubur ini memanggilku dan berkata, “ Wahai Umar bin Abdul Aziz, mahukan aku ceritakan kepadamu apakah yang akan aku lakukan kepada  jenazah yang kau cintai ini? Ya, jawab Umar. Kubur itu menjawab: Aku akan bakar kain kapannya, aku robek badannya, aku sedut darahnya serta aku kunyah dagingnya.

Mahukah engkau tahu apa yang akan aku lakukan pada anggota badannya? Sudah tentu jawabku. Aku cabut satu persatu dari telapak hingga ke tangan, dari tangan ke lengan, dan dari lengan menuju ke bahu. Lalu aku cabut pula lutut dari pehanya, Peha dari lututnya. Aku cabut lutut itu dari betis. Dari betis menuju ke telapak kakinya.

Setelah mendengar penjelasan daripada kubur itu, Umar pun menangis dan berkata.” Ketahuilah sahabatku, umur dunia hanya sedikit. Kemuliaan di dalamnya adalah kehinaan. Pemuda akan menjadi tua dan yang hidup akan mati. Celakalah mereka yang tertipu olehnya. Celakalah aku, bagaimana keadaanku ketika bertemu malaikat maut, saat rohku meninggalkan dunia? Keputusan apakah yang akan diturunkan oleh Tuhanku.  Dia terus menangis dan terus menangis, lalu pergi. Tidak berapa lama kemudian beliau meninggal dunia.

Antara syarat kemenangan dan kejayaan seorang hamba   ialah mempersiapkan diri menghadapi kematian dan menyedari bahawa dirinya akan menjadi penghuni kubur. Tetapi ramai di kalangan kita mengabaikan peringatan dan ancaman yang berbahaya ini. Jika pun kita mengingati kematian, itu pun hanya dilakukan dengan sambil lewa. Tahukah saudaraku, mengapa ini berlaku. Hal ini berpunca disebabkan hati kita yang terlalu cinta dan sibuk dengan perkara dunia sehingga menyebabkan hati kita keras dan gelap dari cahaya.

Saudaraku sekalian, jalan Allah tidak dapat kita tempuhi dengan telapak kaki tetapi ia dapat ditempuh dengan kekuatan hati. Jika kita merasakan hati kita keras dan beku rawatilah ia dengan penjelasan dahsyatnya kubur. Rawatilah hati kita agar ia hidup kembali. Untuk merawat hati yang keras ini boleh dilakukan dengan melaksanakan beberapa perkara:

Pertama- Memperbanyakkan membaca al-Quran dan berzikir. Dengan cara ini hati menjadi hidup. Ketahuilah hati yang tidak pernah ataupun jarang jarang membaca al-Quran  adalah hati yang mudah terpengaruh dengan tipu daya syaitan.
Kedua- Sentiasa merendah diri dan menangis di hadapan Allah. Kita hendaklah bersikap kepada Tuhan sebagai seseorang yang sangat memerlukan-Nya. Apabila kita ditimpa kesulitan, merintih dan berdoalah kepada-Nya.
Ketiga – Menghadiri majlis-majlis ilmu. Sedarilah, semakin tinggi ilmu agama seseorang semakin takut dia kepada Tuhan-Nya. Di samping itu juga elakkan diri dari menghadiri majlis-majlis yang tidak berfaedah dan membuang masa. Ini termasuklah majlis tari-menari dan  juga konsert-konsert hiburan yang melalaikan.
Keempat- Mengingati mati. Seseorang yang sentiasa ingat akan kematian menyebabkan hatinya tertumpu kepada alam akhirat, sekaligus meremehkan dunia dan tidak panjang angan-angan.
Kelima- Menziarahi kubur. Jika hati kita tidak dapat disembuhkan dengan cara sebelum ini maka inilah  cara yang paling berkesan dalam mengubati hati yang keras.  Rasulullah s.a.w bersabda:

“Ziarahilah kubur kerana ia akan mengingatkanmu kepada kematian”.  (Riwayat Muslim)

Kesimpulannya, jelaslah kepada kita bahawa kematian itu pasti, ia tidak tertangguh walaupun sedetik. Disebabkan kedatangannya merupakan satu misteri maka manusia hendaklah sentiasa berada dalam keadaan bersedia.

“Wahai orang tua yang telah bongkok punggungnya dan dekat ajalnya, apakah engkau telah bersiap sedia menghadapi malam pertama? Wahai pemuda gagah yang bergelimang harta,  pangkat dan kuasa, apakah engkau telah mempersiapkan diri menghadapi malam pertama? Ia adalah malam pertama dengan dua wajah, mungkin menjadi malam pertama bagi malam-malam syurga berikutnya, atau menjadi malam pertama bagi malam-malam neraka selanjutnya.











No comments:

Post a Comment