!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Thursday, March 26, 2015

Tentara AS ditangkap karena 'berencana' mendukung ISIS. Syiah ditarik dari garis depan

Tentara AS ditangkap karena 'berencana' mendukung ISIS. Syiah ditarik dari garis depan

Hasan dan Jonas Edmonds diduga berkomplot membantu organisasi teroris asing.
Seorang tentara Amerika Serikat dan sepupunya ditangkap dan dituduh berkomplot untuk mendukung kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS, kata Kementerian Hukum AS.
Tentara National Guard yang berumur 22 tahun dan seorang pria lainnya diduga membicarakan penggunaan seragam militer dan akses militer untuk menyerang sebuah fasilitas militer Illinois.
Dia juga berencana mengunjungi Timur Tengah untuk berperang dengan ISIS, kata para jaksa.
Kedua pria tersebut didakwa berusaha memberikan dukungan kepada kelompok teroris.
FBI menangkap tentara itu di Chicago Midway International Airport pada hari Rabu (25/03) saat dia berusaha terbang ke Kairo.
Mereka menangkap sepupunya, 29 tahun, di rumahnya pada hari yang sama.
Kedua pria ini didakwa berkomplot memberikan dukungan barang dan sumber daya kepada organisasi teroris asing.
Mereka dapat dikenai hukuman penjara maksimal 15 tahun dan denda sampai US$250 ribu, jika terbukti bersalah.
Hasan Edmonds pertama kali menjadi perhatian FBI pada tahun 2014, kata Kementerian Hukum AS.
Para penyelidik menduga dia dan sepupunya, Jonas Edmonds, berkomplot agar Hasan dapat terbang ke luar negeri guna berperang untuk ISIS.
Pasangan ini juga berencana agar Jonas dapat melakukan serangan terhadap fasilitas militer di Illinois utara, tempat Hasan mendapatkan pelatihan.

Jenderal tertinggi Amerika Serikat yang memimpin operasi serbuan terhadap ISIS menyatakan, milisi Syiah tak lagi menjadi ujung tombak dalam operasi merebut kota Tikrit.
Menurut Kepala pusat komando Amerika, Jenderal Lloyd Austin, dukungan Amerika terhadap operasi itu disertai syarat berupa mundurnya milisi Syiah dari wilayah tersebut.
Ia menyatakan, ketika mereka mengundurkan diri, maka koalisi yang dipimpin Amerika mulai melancarkan serangan udara guna mendukung tentara Irak.
Jenderal Austin mengaku Pemerintah Irak meminta dukungan pihaknya untuk mengusir militan ISIS yang masih tersisa di pusat kota Tikrit.
Selama ini Amerika menjaga jarak dari operasi itu karena keberadaan milisi Syiah yang didukung Iran ini.
Sementara itu Pemerintah Irak menyatakan mereka telah memulai serangan final untuk merebut kembali kota Tikrit, sesudah pasukan koalisi pimpinan Amerika melancarkan serangan udara ke posisi ISIS.
Pasukan koalisi melakukan tujuh belas kali serangan udara guna menghidupkan kembali operasi terbesar pemerintah Irak untuk mengusir ISIS dari Tikrit.
Operasi itu sempat mandeg beberapa hari ini.
Mereka mengincar milisi ISIS yang diperkirakan masih berjumlah beberapa ratus orang yang berada di istana kepresidenan di pusat kota Tikrit. BBC

No comments:

Post a Comment