!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Thursday, October 23, 2014

Warga Hispanik di AS Peluk Islam untuk Identitas, Struktur

Pasangan Muslim Hispanik, Alvaro dan Candice Franco, bersama putri mereka Laila, di rumah mereka di New Jersey.
Warga Hispanik di AS Peluk Islam untuk Identitas, Struktur

Menurut beberapa estimasi, ada 3.000 Muslim Hispanik di Miami dan lebih dari 40.000 Muslim di seluruh negeri.

Pasangan Muslim Hispanik, Alvaro dan Candice Franco, bersama putri mereka Laila, di rumah mereka di New Jersey.


MIAMI—
Warga AS keturunan Amerika Latin, yang disebut Latino atau Hispanik, merupakan salah satu kelompok dengan pertumbuhan cepat dalam memeluk agama Islam.

Menurut organisasi whyIslam.org, sekitar 6 persen dari Muslim di Amerika adalah Latino. Sementara menurut Latino American Dawah Organization (LADO), lembaga yang mendorong warga Latino memeluk Islam, lebih dari separuh pemeluk Islam yang baru adalah perempuan. 

Salah satunya adalah Greisa Torres, yang tiba di Miami empat tahun lalu dari Kuba. Meski ia merasa kerasan di kota negara bagian Florida tersebut, dimana dua dari tiga warga adalah Hispanik, Torres mengatakan ia kehilangan identitasnya saat pindah dan menemukannya pada Nabi Muhammad.

Saat ia mengandung putra keduanya, Mahdi, Torres memeluk Islam.

"Sangat sulit bagi saya karena kami tidak punya keluarga di sini, hanya suami dan anak-anak. Bayi saya, Mahdi, akan lahir. Itu sebabnya saya memeluk agama Islam karena saya takut," ujarnya.

Menurut beberapa estimasi, ada 3.000 Muslim Hispanik di Miami dan lebih dari 40.000 Muslim di seluruh negeri.

Stephanie Londono, yang memiliki gelar S2 dari Florida International University dan telah menerbitkan hasil studi mengenai warga Latino yang pindah agama, beberapa perempuan beralih ke Islam karena mereka tidak suka dengan nilai-nilai keberhasilan standar Barat, yang diukur dari karir, gelar akademis atau kekayaan. Ia mengatakan mereka lebih nyaman dengan peran gender tradisional.

Londono mengatakan penelitiannya menemukan bahwa beberapa orang mungkin melihat Islam tidak memberikan banyak kebebasan pada perempuan, namun para perempuan Latino melihatnya sebagai perubahan positif.

"(Agama ini) mendefinisikan dunia mereka dengan batas yang jelas antara halal dan haram, jadi mereka tahu di mana mereka harus berdiri," ujar Londono.

"Jadi Quran menjadi buku panduan yang akan memberitahu secara persis apa yang harus dipakai, dimakan, bagaimana membersihkan diri, berperilaku dan kapan beribadah."

Mereka juga merangkul jilbab dan sengaja berbicara Bahasa Spanyol saat memakainya untuk mengambil sikap sebagai perwakilan Islam, ujar Londono.

Torres sepakat, dengan mengatakan, "Ketika orang melihat kita memakai jilbab, mereka menghormati kita. Kedua, emosi yang dirasakan karena kita berbeda. Kita percaya sesuatu, dan itu luar biasa."

Selain itu, tampil di muka umum dengan jilbab menghapus stereotip tradisional bahwa semua Arab adalah Muslim dan semua Hispanik adalah Katolik.

Dalam transisinya dari Yesus ke Muhammad, Torres juga menemukan kesamaan dalam kedua budaya, seperti adanya 4.000 kata Bahasa Spanyol yang berakar dalam Bahasa Arab, terutama semua kata yang berawalan huruf "a-l". Hal ini berasal dari pendudukan bangsa Moor di Spanyol di Timur Tengah.

Torres menemukan hal itu berguna, karena beberapa hal yang ia pelajari mengenai Islam diajarkan dalam Bahasa Arab. (VOA)


No comments:

Post a Comment