!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Saturday, November 30, 2013

Afghanistan Bergantung pada Komitmen Internasional



Afghanistan Bergantung pada Komitmen Internasional

Penangguhan pakta keamanan bilateral Afghanistan dan Amerika Serikat (AS) telah mengerdilkan prospek masa depan Afganistan,dan juga menguji dukungan internasional bagi negara tersebut pada saat-saat genting. Demikian pandangan petinggi Korps Marinir AS Jenderal Joseph Dunford, yang juga merupakan pemimpin pasukan koalisi di Afghanistan.

Jend. Dunford memperingatkan, kegagalan Presiden Hamid Karzai untuk segera menandatangani pakta keamanan tersebut bisa memperlemah perekonomian Afghanistan, memperkuat kekuatan negara-negara tetangga, serta mengakibatkan kejatuhan dari pasukan keamanan negara tersebut.

“Saya tidak tahu apakah ia [Presiden Afghanistan, Karzai] menyadari risikonya,” sahut Dunford dalam wawancara dengan The Wall Street Journal. “Ia memang memahami persoalan ini dari pandangan Afghanistan. Namun, saya tidak yakin ia tahu betul dampaknya bagi AS.”

Menurut Dunford, ketidakpastian dan minimnya keyakinan pasca 2014 telah membawa efek buruk terhadap orang-orang dalam cara yang nyata. Efeknya beragam, mulai dari kaum muda yang berusaha meninggalkan negara tersebut, atau merosotnya harga real-estate dan mata uang Afghanistan, tambahnya.

Sepekan terakhir, Karzai telah meningkatkan konfrontasinya dengan Washington terkait pakta keamanan bilateral. Pakta ini sebelumnya disetujui majelis tinggi Loya Jirga pada Minggu lalu, lebih dari setahun sesudah negosiasi yang serbasulit.

Keadaan semakin memanas ketika Kamis lalu, istana kepresidenan Afghanistan mengeluarkan pernyataan yang mengecam serangan udara pasukan koalisi di barat daya

Provinsi Helmand. Berdasarkan pernyataan tersebut, serangan itu menewaskan seorang anak serta melukai dua perempuan.
Karzai—yang menyalahkan koalisi atas penderitaan rakyat Afghanistan—berkukuh bahwa kesepakatan hanya akan setujui jika pasukan internasional dan AS tidak akan menyerbu rumah-rumah penduduk Afghanistan.

Pasukan Pendamping Keamanan Internasional (ISAF) yang dipimpin AS, menegaskan satuan koalisi melaksanakan operasi di Helmand untuk memburu pemberontak.

“Kami sadar akan adanya laporan mengenai kemungkinan korban sipil dalam operasi ISAF,” papar ISAF dalam pernyataannya.

Selain sebagai kerangka kerja bagi keberadaan militer AS jangka panjang di Afghanistan, kesepakatan tersebut juga merupakan prasyarat atas miliaran dolar yang akan diberikan sebagai bantuan militer dan sipil ke negara tersebut.

 Meskipun Loya Jirga telah mendorong ratifikasi secepatna, Karzai beberapa terakhir ini menambahkan sejumlah prasyarat baru sebelum menandatangani kesepakatan tersebut, meminta perpanjangan waktu dan mengatakan AS harus memulai proses perdamaian dengan pasukan pemberontak Taliban.

Sebagai tanggapan, AS memperingatkan kegagalan pakta dapat memicu “opsi nol,” yakni penarikan pasukan secara menyeluruh dari Afghanistan pada akhir tahun depan.
Afghanistan bergantung pada komitmen internasional dalam konferensi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Chicago tahun lalu. Konferensi tersebut menjanjikan bantuan $4,1 miliar per tahun untuk memperkuat kepolisian dan militer Afghanistan, yang berjumlah 352 ribu orang.

 Dari jumlah itu, hanya $500 juta yang bersumber dari pemerintah Afghanistan.

“Saat ini, saya melihat Afghanistan tidak akan mampu mempertahankan pasukan keamanannya tanpa komitmen Chicago,” kata Dunford. (WSJ)

No comments:

Post a Comment