!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Saturday, November 30, 2013

63 perempuan pecahkan rekor terjun formasi kepala di bawah


63 perempuan pecahkan rekor terjun formasi kepala di bawah


 Enam puluh tiga perempuan penerjun payung dari sejumlah negara, bergandengan tangan sambil terjun menuju gurun Arizona, Sabtu, untuk memecahkan rekor membentuk formasi terjun payung tegak lurus kepala di bawah, menurut Asosiasi Terjun Payung Amerika Serikat.

"Para penerjun itu melompat dari tiga pesawat pada ketinggian 5.486 meter dari permukaan tanah di dekat Eloy, sebelah tenggara Phoenix," kata Nancy Koreen, direktur promosi asosiasi olahraga tersebut.

Penerjun payung dari kaum hawa itu berasal dari sejumlah negara, yaitu Amerika Serikat, Australia, Meksiko, Prancis, Norwegia, Swedia, dan Jerman. Saat membentuk formasi dengan kepala di bawah itu --berarti hambatan gesek udara sangat minim-- kecepatan jatuh mereka lebih dari 200 mil perjam.

Mereka diterbangkan di ketinggian sekitar 16.500-17.000 kaki dari permukaan tanah, dan mempertahankan formasi kepala di bawah dan bergandengan tangan tak terpisahkan semuanya hanya selama 50 detik.

Toggle payung terjun baru dicabut pada ketinggian sekitar 6.000 atau paling lambat 5.500 kaki dari permukaan tanah. Inilah ketinggian yang diketahui aman untuk mencabut toggle payung terjun dalam upaya terjun formasi seperti itu.

Rekor itu berhasil dicapai pada usaha ke-12. Mereka memecahkan rekor terjun oleh perempuan yang membentuk formasi terjungkir dengan kepala di bawah, dengan diikuti 41 penerjun payung pada 2010, kata Koreen.

"Setiap orang harus menunjukkan kemampuannya secara bersama-sama, ini membuat rekor tersebut sangat menantang," kata Koreen, yang juga ikut ambil bagian dalam usaha yang berhasil itu kepada Reuters.

Juri dari Federation Aeronautique d'Internasionalyang berpusat di Swiss, memberikan penegasan atas usaha tersebut di lapangan, katanya.

Terjun menjungkir tegak lurus disebut lebih sulit dibandingkan terjun bebas, atau terjun dengan gaya perut menuju bumi.

Para penerjun harus meluncur ke bumi dengan kecepatan tinggi dalam posisi yang lebih menantang untuk mengendalikan diri.

"Ketika kepala berada di bawah, segala sesuatu menjadi bergerak lebih cepat ... maka ini adalah posisi yang lebih sulit untuk terbang dan mengendalikan diri," kata Koreen.

No comments:

Post a Comment