!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Friday, October 4, 2013

Presiden Amerika Serikat Barack Obama dipastikan tidak akan hadir dalam KTT APEC



Presiden Amerika Serikat Barack Obama dipastikan tidak akan hadir dalam KTT APEC

 Presiden Amerika Serikat Barack Obama dipastikan tidak akan hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi Asia Pacific Economic Forum (KTT APEC) di Nusa Dua, Bali.

Namun, hal itu dinilai Mari Elka Pangestu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai suatu hal yang biasa dan tidak akan mengganggu.

"Kami sangat mengerti mengapa Obama tidak jadi datang ke APEC kali ini. Sebab, Amerika saat ini menghadapi isu domestik yang cukup pelik," katanya kepada wartawan di Bali Nusa Dua Convention Centre, Jumat (4/10/2013).

Mari mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun pernah mengalami hal yang sama pada saat KTT APEC 2010 di Yokohama, Jepang. "Sebab saat itu ada gempa di Padang, Sumatera Barat. Jadi sempat delayed. Hal itu tidak dapat diprediksi.

"Kita juga punya banyak agenda dan APEC akan tetap berjalan tanpa Obama," katanya. (Sanusi)

 Gedung Putih akhirnya bicara soal pembatalan kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC) di Bali,  yang akan dimulai besok, Sabtu (5/10/2013). "Presiden Obama juga membatalkan kunjungan ke Brunei minggu depan untuk KTT Asia Timur," kata pernyataan Gedung Putih sebagaimana warta AP.


Gedung Putih juga mengatakan kalau Presiden Barack Obama memilih untuk terus "menggencet" kubu Partai Republik di DPR AS yang masih tidak mau meneken rencana anggaran negara 2014. Lantaran belum ada tanda tangan tersebut, pemerintahan Obama menutup sementara kinerja pegawai pemerintahan sejak Selasa (1/10/2013).

Sementara itu, delegasi AS untuk dua pertemuan multinasional tetap akan hadir. Akan tetapi, pemimpinnya adalah Menteri Luar Negeri John Kerry.

Pada Rabu (2/10/2013), Obama juga membatalkan kunjungan ke Malaysia dan Filipina dengan alasan senada.

 Laporan terbaru World Tourism Organization (UNWTO) dan World Travel & Tourism Council (WTTC), memperlihatkan bahwa fasilitasi visa bisa membuat 2,6 juta lahan pekerjaan baru dalam Asia-Pasific Economic Cooperation (APEC) pada tahun 2016.

Dikutip dari situs Apec2013.or.id, laporan yang berjudul 'Dampak Fasilitasi Visa dalam Ekonomi APEC, itu menunjukan bahwa keberhasilan APEC memfasilitasi visa, termasuk pendekatan progresif dengan menerapkan kebijakan visa baru, akan mendatangkan 21 persen wisatawan mancanegara ke kawasan APEC selama periode 2014 -2016.

Walau demikian disebutkan, masih diperlukan visa tradisional sebelum melakukan perjalanan di bawah kebijakan visa yang berlaku.

Fasilitasi visa bagi wisatawan ini disebutkan bisa menciptakan sebanyak 2,6 juta lapangan kerja tambahan di wilayah APEC pada tahun 2016 dan tambahan 89 miliar US Dollar pendapatan dari sektor pariwisata dari 57 juta turis yang mengunjungi APEC.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Mari Elka Pangestu, menekankan bahwa pentingnya pariwisata sebagai wahana penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Asia Pasifik.

Hal itu telah diakui oleh para pemimpin APEC diringi dengan peluncuran Fasilitasi Travel Inisiatif APEC. "Tantangannya sekarang adalah untuk menjalin kerjasama antara pejabat yang bekerja di bidang pariwisata, keuangan, bea cukai, imigrasi  keamanan, transportasi dan otoritas bandara yang berada di kelompok kerja yang berbeda," ujar Mai.

Sekretaris Jenderal UNWTO, Taleb Rifai, juga mendesak para pemimpin APEC untuk melihat peluang yang timbul melalui fasilitasi visa.

"Laporan ini jelas menunjukkan bahwa menempatkan fasilitasi visa sebagai prioritas nasional dapat diterjemahkan menjadi keuntungan sosio-ekonomi yang signifikan dalam hal pendapatan dan pekerjaan yang dihasilkan oleh pertumbuhan permintaan pariwisata," tuturnya. (Samuel Febrianto )

Rangkaian pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik sejak awal tahun hingga 8 Oktober 2013 mencatatkan laba. Tercatat uang berputar yang dibelanjakan 100.000 anggota delegasi lebih besar daripada pagu dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2013.

Wakil Ketua Panitia Nasional Penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2013 Chairul Tanjung, dalam keterangan pers di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (3/10/2013), menyatakan, anggaran penyelenggaraan rangkaian APEC sepanjang tahun 2013 adalah Rp 364,77 miliar atau tidak lebih dari 35 juta dollar AS. Jumlah ini tersebar di empat instansi, yakni Sekretariat Negara, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Anggaran tersebut, menurut Chairul, terbilang kecil dibanding dampak langsung dan tidak langsung yang diperoleh Indonesia. Dampak langsung yakni adanya uang berputar di masyarakat yang berasal dari pembelanjaan para delegasi yang datang selama rangkaian APEC sejak awal tahun 2013. Jumlah mereka diperkirakan sekitar 100.000 orang.

Jika setiap anggota delegasi membelanjakan uang sekitar 5.000 dollar AS, total dana yang berputar di masyarakat 500 juta dollar AS. Sepuluh kali lipat daripada anggaran penyelenggaraan rangkaian KTT APEC 2013.

”Ini yang langsung. Belum yang tidak langsung. Misalnya, Bali dan Indonesia akan dikenal. Apalagi jika pelaksanaannya membuat kesan yang luar biasa,” kata Chairul.

Keterlibatan badan usaha milik negara (BUMN) dan swasta membangun infrastruktur, ujar Chairul, menjadi faktor yang mampu menghemat anggaran penyelenggaraan. Alih-alih menggunakan dana APBN 2013, pembangunan berbagai infrastruktur penunjang kegiatan KTT APEC 2013 justru melibatkan BUMN dan swasta.

Pembangunan terminal Bandar Udara Ngurah Rai, misalnya, dilakukan PT Angkasa Pura I dengan menggandeng investor. Nilai investasinya Rp 2,8 triliun.

Pembangunan Tol Bali Mandara antara Bandara Ngurah Rai dan Nusa Dua dengan investasi Rp 2,5 triliun dilakukan oleh konsorsium yang melibatkan beberapa BUMN serta Pemerintah Provinsi Bali dan kabupaten setempat. Sementara itu gedung dan hotel tempat pertemuan sepenuhnya dibangun swasta.
Wakil Menteri Luar Negeri Wardana menyatakan, selama kepemimpinan Indonesia di APEC tahun 2013, pemerintah telah menyelenggarakan 182 rangkaian pertemuan. Berbagai isu dibahas, yakni perdagangan dan investasi, reformasi struktural, pembangunan kapasitas melalui kerja sama ekonomi dan teknologi, kerja sama usaha kecil dan menengah, peningkatan peran perempuan dalam ekonomi, ketahanan pangan, kelautan, perhubungan, keuangan, kehutanan, kesehatan, dan pariwisata.
Kegiatan dilaksanakan di sejumlah daerah, meliputi Jakarta, Lombok, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, Solo, Manado, Medan, Palembang, dan Bali.

Sementara itu, Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Hanung Budya, Kamis (3/10), dalam keterangan pers, di Jakarta, menegaskan, Pertamina menambah stok bahan bakar minyak untuk transportasi darat dan udara di Bali. Hal ini untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan BBM dalam pelaksanaan APEC 2013.

 Rusia pada Jumat menyatakan kecewa atas keputusan Presiden Amerika Serikat Barack Obama membatalkan kunjungannya ke Bali, yang membuat dia tidak bisa bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membicarakan kemelut Suriah dengan dalam pertemuan itu.

"Kami kecewa tidak akan ada pertemuan," kata kantor berita Rusia mengutip pernyataan Juru Bicara Putin, Dmitry Peskov.

"Ada satu kebutuhan besar dalam hubungan bilateral kita untuk satu dialog tingkat paling tinggi," kata Peskov seperti dilansir AFP.

Obama membatalkan kunjungan ke Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (KTT APEC) di Bali dan setelah itu KTT Asia Timur di Brunei Darussalam karena krisis anggaran federal yang melanda Amerika Serikat.

Penasehat kebijakan luar negeri Putin, Yury Ushakov, pada Kamis mengatakan kedua Presiden itu mungkin dapat bertemu di sela-sela KTT Bali untuk membicarakan masalah-masalah termasuk krisis Suriah.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry diperkirakan akan mewakili Washington dalam KTT APEC dan KTT Asia Timur.

Peskov mengatakan Putin sendiri mungkin tidak akan bertemu dengan Kerry di Bali tetapi diplomat penting Washington itu dapat berunding sejawat Rusianya Sergei Lavrov.

Rusia dan Amerika Serikat mencapai satu kesepakatan bulan lalu untuk melucuti senjata-senjata kimia pemerintah Suriah setelah serangan senjata kimia 21 Agustus di pinggiran Damaskus yang menurut Washington menewaskan 1.400 orang.

 Menko Perekonomian, Hatta Rajasa, mengatakan, penyelenggaraan putaran KTT APEC 2013 di Bali sesungguhnya memberikan makna kuat bagi Indonesia, yaitu menjadi kekuatan regional dan bahkan kekuatan global.

Rajasa mengemukakan hal itu, di Nusa Dua, Bali, Jumat, sesaat sebelum memulai pertemuan bilateral dengan delegasi Jepang yang dipimpin Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang, Toshimitsu Motegi, di sela-sela kegiatan KTT APEC 2013.

"Salah kalau ada yang menilai APEC tidak memberikan manfaat bagi Indonesia," kata Rajasa.

Ia juga mengajak melihat APEC dan posisi Indonesia dalam perspektif lebih optimistis ketimbang dalam sudut pandang kritis, agar dapat melihat perkembangan dan keuntungan yang bisa diambil dari situasi global seperti sekarang.

"Tiga prioritas utama dalam APEC Bali kepentingan Indonesia untuk bisa mendekatkan APEC dengan rakyat. Lewat Bogor Goals pada 1994 tercipta semangat kerjasama perdagangan, dan lewat APEC Bali kali ini diberikan makna yang lebih membumi buat Indonesia," katanya.

Tiga prioritas APEC Bali adalah mewujudkan Bogor Goals, mencapai pertumbuhan berkelanjutan dan pemerataan, dan memperkuat konektivitas kawasan.

75 persen total perdagangan Indonesia terjalin dengan anggota APEC, dengan pertumbuhan perdagangan Indonesia-APEC lebih tinggi dari pertumbuhan perdagangan Indonesia di luar kawasan Asia Pasifik.

Bagi Indonesia, di antaranya, APEC kali ini juga momentum menyinergikan konsep MP3EI sehingga terbuka akses terhadap arus investasi dan akses pasar yang bisa memicu pertumbuhan ekonomi daerah, sekaligus meningkatkan produktifitas industri dalam negeri.

Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, dijadwalkan akan bertemu bilateral dengan Presiden Susilo Yudhoyono, di sela KTT APEC 2013, di Nusa Dua, Bali.

"Saat persisnya belum diketahui, namun menurut jadual yang ada, demikian," kata Deputi Direktorat Jenderal Diplomasi Publik dan Pers Kementerian Luar Negeri Jepang, Mizushima Koichi, di Nusa Dua, Jumat malam.

Abe yang terkenal dengan Abenomics-nya akan berbicara empat mata dengan Yudhoyono tentang berbagai hal, di antaranya penguatan kerja sama dan hubungan bilateral kedua negara serta hal-hal lain terkait perkembangan kawasan Asia Pasifik.

Menurut Mizushima, Jepang dan Indonesia memiliki hubungan yang selalu meningkat. "Perhatian kita ke Indonesia dan ASEAN sangat besar. Jepang dan ASEAN serta masing-masing negara anggotanya juga demikian," kata dia.

Kunjungan Abe ke Bali sebagai kepala delegasi ekonomi dalam KTT APEC 2013 kali ini juga membawa misi bersama-sama mewujudkan Bogor Goals yang telah ditetapkan pada KTT APEC 1994 di Bogor, Jawa Barat.

Akan tetapi, Mizushima tidak bisa menyebutkan apakah ada pertemuan bilateral antara Abe dengan koleganya, Presiden China Xi Jinping, yang juga hadir dalam KTT APEC 2013 di Nusa Dua, pada 7--8 Oktober in

No comments:

Post a Comment