!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Tuesday, September 17, 2013

Tim Pemburu Preman Porles Jakarta Barat memburu tersangka utama penyekapan dan penyiksaan seorang perempuan di jakarta barat





Tim Pemburu Preman Porles Jakarta Barat memburu tersangka utama penyekapan dan penyiksaan seorang perempuan di jakarta barat

Polisi terus memburu tersangka utama penyekapan dan penyiksaan seorang perempuan yang dilakukan kelompok preman di Jakarta Barat. Tersangka utama merupakan residivis yang pernah menculik seorang anak karena masalah utang-piutang orang tua si anak.

Sebanyak 19 preman yang ditangkap tim pemburu preman Polres Metro Jakarta Barat masih terus diperiksa intensif hingga Senin (16/9) sore. Polisi baru menetapkan satu orang berinisial F menjadi tersangka. Sedangkan peran preman lainnya masih terus didalami.

Polisi juga masih memburu seorang tersangka utama berinisal S yang juga seorang residivis. Bersama kelompoknya, S juga pernah menculik seorang anak karena orang tua si anak memiliki utang.

Soal motif penyekapan dan penyiksaan korban EW, seorang perempuan berusia 46 tahun, polisi terus mendalaminya. Keterangan 19 preman yang ditangkap masih berbelit-belit dan selalu mengaku hanya menjalankan perintah.

Penyekapan dan penyiksaan terhadap EW terbongkar ketika perempuan itu berhasil kabur dan melapor ke polisi.

Gara-gara menolak dipalak preman, perempuan penjual kopi di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, ini diculik preman. Saat disekap perempuan berusia 40-an tahun ini mengalami berbagai penganiayaan.

Kasus ini berawal ketika perempuan penjual kopi ini dipalak Rp 100 ribu oleh para preman tersebut. Wanita ini menolaknya karena tidak memiliki uang sebesar itu. Akibat penenolakan tersebut penjual kopi ini diculik dan disekap preman pada Jumat (13/9) lalu.

Perempuan itu akhirnya kabur pada Minggu pagi (15/9) sekitar pukul 05.00 WIB. Tim Buru Sergap Antipreman Polres Jakbar kemudian menerjunkan 30-an personel untuk memburu preman dan kawanannya yang menyekap penjual kopi.

Berikut ini adalah kekejaman yang dilakukan para preman yang menculik penjual kopi ini:

Saat disekap penjual ini mengalami penyiksaan secara seksual. Sekitar 3 preman yang menyekap itu menyiksa korban secara seksual.

"Sampai di sana saya disuruh mandi lalu telanjang. Saya dipukul, kaki saya dipukul pakai parang," kata perempuan malam itu di Polres Jakarta Barat (Jakbar), Jalan S Parman, Jakarta, Minggu (15/9/2013).

Tak berhenti sampai di situ, perempuan itu mengaku bahwa 3 preman itu menyiksa dirinya tepat pada kemaluannya.

"Kemaluan saya mau dijahit. Kemaluan saya ditusuk kayu sebesar cangkul," kata perempuan itu.

Setelah itu, tangan perempuan itu diikat, mulutnya disumpal. "Saya akhirnya kalau tidur, tidurnya miring," jelas perempuan itu yang tampak luka lebam di sekujur tubuhnya.

Penjual kopi di Kebon Jeruk yang disekap preman tak cuma disiksa secara seksual, melainkan juga ditetesi plastik panas. Penjual kopi itu juga ditodong senjata api dan senjata tajam.

Hal ini disampaikan Kasat Reskrim Jakarta Barat AKBP Hengki Haryadi di kantornya, Mapolres Jakbar, Jalan S Parman, Minggu (15/9/2013).

"Korban juga ditodong pistol dan (pedang) samurai," kata Hengki.

Pantauan detikcom, korban yang seorang perempuan berusia 40-an terdapat bekas seperti sundutan rokok atau luka bakar di beberapa bagian tubuhnya, termasuk di bagian paha. Wajah perempuan malang ini juga terlihat lebam. Perempuan ini kemudian dilarikan polisi ke RS Pelni untuk mendapat perawatan dan visum.

Para preman juga sempat mengambil telepon selular milik penjual kopi tersebut. Mereka kemudian menghubungi anaknya. Saat itu preman sempat memperdengarkan suara perempuan itu saat disiksa kepada anaknya.

"Anak saya dikasih dengar suara saya saat disiksa. 'Lihat ini, emak kamu saya siksa!'. Anak saya bilang, 'Eh lu apain emak gua!' terus abis itu teleponnya diputus," jelas perempuan itu di itu di Polres Jakarta Barat, Jalan S Parman, Minggu (15/9) lalu.

Tim Pemburu Preman Porles Jakarta Barat Masih terus memburu 2 orang pelaku yang melakukan penyekapan dan penyiksaan terhadap korban seorang tukang kopi wanita,H. Seluruh pelaku akan dikenakan pasal berlapis karena perbuatannya yang tergolong keji.

"Mereka dikenakan Pasal 333 KUHP tentang tindak pidana terhadap kejahatan atas kemerdekaan seseorang dan Pasal 170 tentang pengeroyokan," ujar Kanit Reskrim Polres Jakarta Barat, AKP Marbun saat berbincang, Senin (16/9/2013).

Marbun mengatakan, saat ini polisi memang baru menetapkan satu tersangka atas nama Frangky. Dan polisi masih terus mencari dua pelaku yang lain.

"Mudah-mudahan malam ini ketangkap. Pelaku yang masih DPO inisial H dan S," ujar Marbun.

Sebelumnya, polisi telah melepas 18 orang yang ikut tertangkap pada Minggu (15/9) sore. Mereka terbukti tidak bersalah dan hanya dijadikan saksi.

"Mereka tidak terbukti melakukan tindak kekerasan kepada korban. Yang terbukti hanya tersangka Frangky," imbuh Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat, AKBP Hengki Hariadi.

Tim Pemburu Preman Polres Jakarta Barat kembali berhasil menangkap satu lagi pelaku penyekapan dan penganiayaan seorang tukang kopi. Pelaku ditangkap di daerah Tangerang pada Senin malam kemarin.

"Iya, semalam pukul 22.00 WIB tersangka inisial H berhasil ditangkap di wilayah Tangerang," ujar Kanit Krimum Polres Jakarta Barat, AKP Martson Marbun kepada detikcom, Selasa (17/9/2013).

Marbun mengatakan, dalam penangkapan pelaku sempat melawan. Tapi Tim Pemburu Preman berhasil mengatasi dan mengamankannya.

"Tadinya mau kita tembak tapi tidak jadi. Saat ini pelaku sudah berada di Polres Jakarta Barat," ujar Marbun.

Sebelumnya polisi telah menangkap Frangky. Seluruh pelaku akan dikenakan pasal berlapis karena perbuatannya yang tergolong keji.

"Mereka dikenakan Pasal 333 KUHP tentang tindak pidana terhadap kejahatan atas kemerdekaan seseorang dan Pasal 170 tentang pengeroyokan," ujar Marbun.

No comments:

Post a Comment