!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Tuesday, August 13, 2013

Suriah Terus bergolak, Militer Suriah yang didukung kelompok Syiah Hezbollah terus membunuh rakyatnya yang Muslim Sunni



Kelompok Muslim Sunni 
Suriah Terus bergolak, Militer Suriah yang didukung kelompok Syiah Hezbollah terus membunuh rakyatnya yang Muslim Sunni

 Para pegiat oposisi Suriah, termasuk anggota-anggota Koalisi Nasional, telah merancang satu peta jalan untuk mencapai rekonsiliasi nasional dan keadilan bagi "semua korban Suriah," satu pernyataan menyebutkan Selasa.

Peta jalan itu akan dipaparkan pada Rabu dalam pertemuan yang juga akan dihadiri Ketua Koalisi Nasional Ahmed Jarba, tetapi belum disetujui secara resmi oleh kelompok penentang kunci, lapor AFP.

"Rekonsiliasi nasional akan dicapai melalui proses keadilan transisi yang panjang yang di dalamnya keadilan dijamin bagi semua korban Suriah," demikian pernyataan yang menyebutkan garis-garis besar peta jalan itu.

Pernyataan tersebut muncul di tengah laporan-laporan tentang kekejaman yang dilakukan pasukan rezim dan pejuang dalam konflik Suriah.

Pergolakan terjadi di negara itu menyusul unjuk rasa antipemerintah yang semula berlangsung damai pada Maret 2011. Lebih 100.000 orang meninggal dalam perang berdarah itu.

Para pejuang telah dituduh melakukan berbagai kekejaman termasuk eksekusi. Pasukan yang membela rezim Presiden Bashar al-Assad, termasuk angkatan darat dan kelompok-kelompok milisi, juga telah dituduh melakukan kekejaman sama dan juga pembunuhan massal berlatar belakang sektarian.

Proposal itu juga menyerukan perlucutan dan restrukturisasi pasukan keamanan Suriah untuk mencopot "para perwira korup". "Seluruh kelompok-kelompok bersenjata akan dilucuti, didemobilisasi dan diintegrasikan kembali ke masyarakat Suriah."

Peta jalan itu juga merancang rencana-rencana bagi sistem politik Suriah setelah jatuhnya rezim Suriah, dengan menyerukan suatu "sistem presidensial/parlementer hibrid"

Diusulkan menggunakan konstitusi 1950 sebagai basis bagi sistem baru, dengan majelis konstitusional terpilih yang diberi mandat untuk memutuskan modifikasi.

Konstitusi Suriah memberi penghargaan lebih tinggi pada legilatif daripada eksekutif dan menyatakan kepala negara harus seorang Muslim.

Kelompok di belakang proposal itu, Syrian Expert House, mencakup 300 pegiat, ahli hukum dan para anggota Dewan Nasional Suriah dan Koalisi Nasional yang beroposisi.

Para pejabat pemerintah yang membelot dan panglima pejuang juga berperan serta dalam proses merancang proposal itu, kata kelompok tersebut.

Dokumen itu disiarkan sementara pertempuran terus berlanjut di medan tempur di Suriah, termasuk pertempuran di Deir Ezzor di bagian timur Suriah dan Latakia di kawasan pesisir, provinsi tempat asal Presiden Bashar.

Perserikatan Bangsa Bangsa membantah laporan-laporan media bahwa para ahli senjata kimianya telah menunda perjalanan mereka ke Suriah, kata seorang juru bicara PBB.

"Tim ini telah berkumpul di Den Haag, dan logistik untuk kunjungan mereka sedang bekerja dengan pihak berwenang Suriah," kata juru bicara Eduardo Del Buey kepada wartawan, Senin, seperti dilaporkan RIA Novosti.

Sumber PBB juga telah mengkonfirmasi RIA Novosti bahwa rencana kunjungan itu tidak tertunda.

Rusia menyampaikan pada PBB, Juli, sebuah studi komprehensif tentang sampel tanah yang diambil dari lokasi serangan kimia yang dilaporkan oleh pasukan oposisi Suriah di luar kota utara Aleppo pada Maret.

Penelitian ini menetapkan bahwa sarin telah digunakan dan bahwa itu bukan "diproduksi secara industri".

Kedua pihak dalam perang saudara Suriah yang sedang berlangsung telah memperdagangkan tuduhan penggunaan senjata kimia.

Laporan-laporan sebelumnya oleh para ahli asing mengklaim bahwa pemerintah Suriah telah menggunakan senjata kimia pada beberapa kesempatan selama konflik dua tahun.

PBB telah melaporkan 13 serangan senjata kimia yang diduga di Suriah sejak perang saudara dimulai.

 Di tengah laporan mengenai perombakan kabinet yang akan segera terjadi, kalangan masyarakat Suriah minta agar kabinet baru  terdiri atas kaum teknokrat guna menghadapi resesi ekonomi negara yang sedang dilanda perang itu.

Kantor berita Xinhua melaporkan, pemerintah Suriah belakangan ini berbicara mengenai perombakan mendatang yang kebanyakan ditujukan pada pejabat ekonomi dalam pemerintah.

Para ahli ekonomi dan pengamat telah menyerukan pembentukan satu tim ekonomi yang mampu menangani kondisi yang memburuk dengan cara yang rasional.

Negeri itu sangat memerlukan satu tim ekonomi yang dapat menangani masalah dengan cara yang seimbang dan memenuhi kebutuhan warga, kata Presiden Kamar Dagang Damaskus Ghassan Qallaa kepada media setempat.

Ia menyatakan tim itu mesti mampu mengatasi krisis dengan mengambil keputusan cepat dan menindak-lanjuti pelaksanaannya, serta menghilangkan semua penghalang administratif, finansial serta moneter guna menjamin kebutuhan rakyat.

Sementara itu, Abed Fadhliya, profesor di Fakultas Ekonomi, mengangkat harapan bahwa anggota baru pemerintah akan terdiri atas teknokrat, yang "juga harmonis satu sama lain agar bisa mencapai sasaran yang ditetapkan".

"Kami menunggu keputusan dan prestasi, bukan pernyataan dan janji," kata Fadhliya sebagaimana dilaporkan Xinhua.

Dalam kesempatan lain, Qallaa menggaris-bawahi perlunya kebijakan keuangan yang kokoh dan tidak bergejolak. Ia menyatakan Bank Sentral mesti menurunkan tingkat suku bungan hanya ketika perlu.

Suriah telah mundur 35 tahun dalam indeks pembangunan manusia, sementara ekonominya --yang sudah berjalan lamban-- tergerus akibat konflik hampir tiga-tahun, demikian laporan yang dikeluarkan oleh Pusat bagi Penelitian Kebijakan Suriah.

Namun, sebagian ahli ekonomi mengatakan pemerintah pra-krisis "bersalah atas memburuknya kondisi ekonomi".

Laporan tersebut mencakup kuartal pertama 2013. Satu laporan serupa yang dikeluarkan pada akhir 2012 mengungkapkan Suriah mundur 20 tahun akibat krisis, masalah yang menunjukkan bahwa kuartal pertama tahun ini memperlihatkan kehancuran yang telah membuat Suriah mundur 15 tahun.

Laporan itu, yang dikeluarkan melalui kerja sama dengan Badan Pekerjaan dan Bantuan PBB (UNRWA) dengan judul "Syrian Catastrophe", telah menyatakan kemerosotan tersebut terutama berpusat pada tiga bidang: penghasilan, pendidikan dan kesehatan.

Laporan tersebut menyatakan lebih separuh dari penduduk Suriah miskin, dan 6,7 juta warga Suriah memasuki garis di bawah kemiskinan akibat krisis, dan 3,6 juta orang Suriah memasuki lingkaran kemiskinan parah, demikian laporan Xinhua, Minggu.

Laporan itu juga menunjukkan kerugian ekonomi Suriah akibat krisis, sampai kuartal pertama tahun ini, meningkat jadi 84,4 miliar dolar AS, naik dari 48,4 miliar dolar pada akhir 2012. Kerugian produk domestik bruto (GDP), katanya, diperkirakan mencapai delapan miliar dolar AS, 13 miliar kerugian modal, dan sebanyak tujuh miliar dolar akibat pengeluaran militer.

Laporan tersebut juga menyatakan utang dalam dan luar negeri Suriah telah naik dari 48 persen GDP pada 2012 menjadi 65 persen GDP selama kuartal pertama tahun berjalan. Ditambahkannya, utang luar negeri berjumlah 49 persen GDP selama empat bulan pertama 2013.

Namun banyak ahli dan pengulas ekonomi menganggap pemerintah lama bertanggung jawab atas apa yang mereka gambarkan sebagai kebijakan ekonomi yang ceroboh sehingga mengakibatkan kondisi ekonomi yang memburuk di negeri itu sebelum dan setelah krisis.

Militer Suriah pada Minggu menewaskan 14 gerilyawan dalam satu operasi di Provinsi Homs di bagian tengah negeri itu, demikian laporan radio pro-pemerintah, Sham FM.

Militer Damaskus membidik posisi gerilyawan di Kota Kecil Dar Al-Kabira di Homs Utara dan berhasil menghancurkan simpanan senjata gerilyawan di daerah itu, kata laporan tersebut.

Masih pada hari yang sama, sedikitnya 11 orang tewas dan 20 orang lainnya cedera dalam serangan mortir yang dilancarkan oleh gerilyawan bersenjata terhadap Kota Salamiah di Provinsi Hama di Suriah Tengah, kata media resmi Suriah sebagaimana dikutip kantor berita China, Xinhua.

Serangan itu terjadi tidak lama setelah ledakan satu bom mobil di pos pemeriksaan militer Suriah di sebelah barat Salamiah.

Sehari sebelumnya, empat orang tewas, ketika satu bom mobil mengguncang Bundaran Thawra di Hama.

Secara terpisah, kelompok pegiat yang berpusat di London -- Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia-- menyatakan empat warga sipil tewas pada Minggu akibat serangan udara terhadap Desa Jalbeh di Provinsi Ar-Raqqa di Suriah Utara.

Gerilyawan, kata kelompok itu, pada Minggu juga menyerang Pusat Penelitian Ilmiah di Permukiman Rashidi di Provinsi Aleppo, Suriah Utara, dengan menggunakan beberapa roket, tapi kelompok tersebut tak memberi perincian lebih lanjut.

Kerusuhan tetap berkecamuk di Suriah pada Kamis yang merupakan Idul Fitri 1434 H.

Kantor beirta China, Xinhua, melaporkan bahwa pada Kamis pagi suara pesawat dan pemboman keras memecah kesunyian fajar di Damaskus.

Peristiwa itu adalah bentrokan antara militer pemerintah dan gerilyawan dukungan Barat yang mengaku telah mengincar rombongan Presiden Bashar al-Assad --dalam perjalanan ke satu masjid untuk menunaikan Shalat Idul Fitri.

Serangan gerilyawan tak mengenai sasaran dan Presiden Bashar hadir di masjid tersebut di Wilayah Muhajrin di Damaskus, serta melaksanakan Shalat Idul Fitri bersama puluhan pendukung dan anggota pemerintahnya.

Berdasarkan rekaman video dan gambar yang ditayangkan oleh stasiun TV setempat, Bashar terlihat melaksanakan Shalat dan bersilatur rahim dengan jamaah lain sebelum keluar masjid dan duduk di kursi pengemudi di mobilnya lalu pergi.

Menteri Penerangan Suriah Omran Az-Zoubi membantah laporan mengenai diincarnya rombongan Presiden Suriah itu dan mencapnya mencap pernyataan gerilyawan sebagai tak berdasar dan mencerminkan "impian" gerilyawan.

Sepanjang Hari Raya Idul Fitri tersebut, media arus utama melaporkan pemboman sporadis di daerah pro-pemerintah, seperti Qassa, Qussiour dan Saida Zainab.

Di Provinsi Homs, Suriah Tengah, radio pro-pemerintah Sham FM menyatakan militer menewaskan sebanyak 40 gerilyawan bersenjata, termasuk seorang pemimpin utama batalion gerilyawan Al-Fatah.

Militer juga bergerak maju di Provinsi Latakia di satu pantai Suriah, dan merebut kembali satu desa pro-pemerintah yang telah dikuasai oleh gerilyawan awal pekan ini, kata laporan tersebut. Ditambahkannya, desa Blata sekarang aman dan terjamin.

No comments:

Post a Comment