!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Friday, August 30, 2013

Masyarakat muslim Amerika memprotes tuduhan kepolisian kota New York NYPD mencap seluruh masjid dan Islamic Center sebagai “organisasi teroris”.



Masyarakat muslim Amerika memprotes tuduhan kepolisian kota New York NYPD mencap seluruh masjid dan Islamic Center sebagai “organisasi teroris”.



Masyarakat muslim Amerika marah karena kepolisian kota New York NYPD mencap seluruh masjid dan Islamic Center sebagai “organisasi teroris”. Orang muslim merasa dikhianati polisi setelah mereka menjalin kerjasama dengan kepolisian untuk meningkatkan kepercayaan di masyarakat.

“Ketika kami mengundang Komisaris Ray Kelly dan para petinggi polisi untuk datang ke masjid kami, ke lembaga kami, ia malah datang melalui pintu belakang,” ujar Linda Sarsour dari organisasi Asosiasi Arab-Amerika New York.

Setelah bertahun-tahun bekerja sama dengan NYPD, Sarsour merasa marah karena kepolisian NYPD berupaya menyusup ke dalam badan asosiasi muslim, di saat mereka saling bekerja sama.

Kemarahan umat Islam ini muncul setelah beredar kabar bahwa NYPD mencap masjid sebagai organisasi teroris. Pelabelan itu memungkinkan polisi untuk memata-matai para jemaah dan imam masjid, menggunakan informan dan merekam pidato ceramah secara diam-diam tanpa adanya bukti perbuatan kriminal yang dilakukan imam atau jemaah masjid. Ini adalah taktik-taktik yang digunakan kepolisian NYPD dan justru taktik
semacam itu tidak pernah dipergunakan oleh FBI.

MENYUSUP

Sumber dari kantor berita AP menyebutkan, NYPD telah membuka sekurangnya belasan investigasi perusahaan terorisme (TEIs) sebagai bagian dari inisiatif untuk membantu polisi menyusup dan menginvestigasi sel teroris secara rahasia sejak serangan berdarah 2001 lalu. “Kami bosan atas pelanggaran hak-hak sipil orang muslim di New York,” ujar Sarsour.

Kemarahan orang muslim semakin meningkat terhadap kepolisian New York setelah media massa pada 2011 lalu menyebutkan bahwa NYPD menggunakan agen yang menyamar untuk memata-matai komunitas muslim. Polisi preman itu menyusup ke masyarakat untuk merekam kehidupan sehari-hari dan memantau masjid serta organisasi mahasiswa muslim.

Ketua Asosiasi Arab Amerika New York, Dr Ahmad Jaber merasa telah dikhianati setelah ia dan teman-temannya berupaya keras untuk menjalin hubungan antara NYPD dan masyarakat muslim. Jaber adalah Ketua Masjid Dawood di Brooklyn, yang merupakan masjid tertua.

Tuduhan terhadap NYPD bukanlah yang pertama. Pada September lalu, CIA meluncurkan investigasi dengan bekerja sama dengan NYPD untuk memata-matai orang muslim Amerika.

Sejumlah masjid di Amerika Serikat telah diserang menyusul gelombang protes anti-Amerika atas pembuatan film yang menghina Nabi Muhammad SAW di seluruh dunia Muslim.

“Belum pernah hal ini terjadi sebelumnya, bahkan setelah tragedi berdarah 11 September 2001 lalu,” ujar Ehsan Ahmed, direktur Islamic Center of Harrisonburg mosque di Virgnia dan juga profesor ekonomi Universitas James Madison.

Coretan bernada penghinaan rasial juga terlihat di tembok masjid. Masjid Dar al-Hijrah di Falls Church juga diserang pada akhir pekan lalu. Seluruh kaca jendela 30 mobil yang parkir di lingkungan masjid telah dipecahkan.

Jubir kepolisian wilayah Fairfax menyebut insiden itu sebagai ‘aksi vandalisme acak’ dan bakal menyebar ke wilayah lain. Ia mengklaim bahwa serangan itu bukan hanya terjadi di masjid saja.

Namun para pemimpin Muslim melihat serangan itu dengan berbagai aksi protes anti-Amerika yang melanda seluruh negara Islam berkaitan dengan sebuah film produksi Amerika yang menghina Nabi Muhammad SAW.

“Video anti-Islam ini membuat orang marah. Begitu juga serangan terhadap kuil Sikh di Wisconsin,” ujar Mohammed Aslam Afridi, dokter hewan kelahiran Pakistan yang juga Ketua Masjid Dar al-Hijrah.

Aksi protes melanda seluruh negara Islam sejak Selasa 11 September lalu, bertepatan dengan peringatan serangan berdarah di AS, atas film buatan AS yang menghina nabi.

Dengan judul “Innocence of Muslims”, film itu menggambarkan Nabi Muhammad SAW sebagai orang bodoh, perayu wanita dan pemalsu agama.

Film ini dipromosikan oleh pastor Amerika, Terry Jones, yang pada 2010 lalu memicu kemarahan umat Muslim karena berencana membakar Alquran. Jones menyebut film itu tergolong jenis satire tentang kehidupan nabi Muhammad. Ia merilis rekaman video di YouTube setelah mengklaim telah melakukan ‘persidangan’ simbolis terhadap nabi.

Menlu AS Hillary Clinton menyebut film itu menjijikkan dan mengatakan bahwa pemerintah Amerika tidak ada hubungannya dengan film itu. Umat Muslim di Amerika mendapatkan dukungan simpati dari masyarakat menyusul insiden serangan di sejumlah masjid.

Menurut Kai Degner, anggota dewan legislatif dan juga agen real estat, insiden ini memberi peluang bagi penduduk untuk saling mengenal tetangga dan membangun citra positif. Ia mendirikan situs bertajuk “We are all Harrisonburg” dan mengundang warga untuk hadir dalam pertemuan solidaritas di masjid yang bakal dihadiri sekitar 500 orang. Penduduk di wilayah Dar al-Hijrah juga merasa terkejut atas serangan di masid.

Para pemimpin Muslim Amerika juga mengutuk serangan terhadap berbagai misi diplomatik Amerika di sejumlah negara. Mereka menyerukan umat Muslim untuk memberitahu dunia tentang masyarakat Amerika dan menegaskan bahwa ekspresi kemarahan tidak semestinya disalurkan dengan cara kekerasan dan membunuh orang tak berdosa.

Dewan Hubungan Islam Amerika CAIR yang berpusat di Washington juga mengeluarkan rekaman video berbahasa Arab dan meminta umat Muslim untuk tidak menyalahkan pemerintah Amerika atas peredaran film yang ofensif itu.

Kelompok Muslim Amerika Dewan Muslim Amerika CAIR menyerukan seluruh umat Muslim di dunia untuk mengabaikan film yang menghina Nabi Muhammad SAW yang memicu berbagai serangan di kedubes Amerika hingga menewaskan Dubes AS untuk Libia J Christopher Stevens setelah kedubes diserang.

Film yang diproduksi dan disutradarai developer real-estat Amerika-Israel, menggambarkan Nabi Muhammad SAW sebagai orang bodoh, perayu dan pemalsu agama.

Film bertajuk “Innocence of Muslims” mengambil setting di era modern dengan menggambarkan seorang Kristen Koptik Mesir melarikan diri dari massa Muslim yang marah. Polisi hanya melihat saja sementara massa menghancurkan sebuah klinik dimana seorang dokter Kristen bekerja.

Lalu, dokter itu berbicara kepada putrinya tentang apa yang membuat seorang teroris Islam. Setelah itu, klip itu berganti ke berbagai peristiwa sejarah dari masa Nabi Muhammad SAW, kebanyakan mengambil setting dengan latar belakang padang pasir.

Pada peristiwa lain, Nabi Muhammad digambarkan sebagai seorang pemimpin yang haus darah, dan mendorong para pengikutnya untuk menjarah tempat-tempat yang mereka serang. Nabi Muhammad SAW juga menganjurkan agar pengikutnya dapat memanfaatkan anak-anak sesuai keinginan mereka.

Film ini telah beredar di internet selama beberapa pekan sebelum aksi protes pecah. nabi Muhammad digambarkan sebagai perayu wanita, homoseksual dan penyiksa anak.

Media massa AS menyebutkan bahwa film itu diproduksi seorang pengembang properti Amerika keturunan Israel. Berbagai sumber di internet menyebutkan bahwa pembuatnya adalah Sam Bacile, sebuah nama dari keturunan Mesir.

Gereja Koptik Ortodoks Mesir mengutuk beberapa orang Koptik Kristen Mesir yang tinggal di luar negeri dan mendanai produksi film yang menghina itu.

Film ini telah diposting di situs YouTube pada Juni lalu, namun baru memikat perhatian dunia pekan lalu ketika seorang Koptik Amerika keturunan Mesir membuat sebuah karavan dalam posting blog berbahasa Arab dan laporan berkala imel yang mempublikasikan film itu.

Film ini dipromosikan oleh pastor AS Terry Jones, yang pernah memicu kemarahan umat Muslim pada 2010 lalu dengan rencana untuk membakar Alquran.

Jones menyebut film itu sebagai film satire tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW dan
mengatakan bahwa ia menunjukkan karavan video promosi itu setelah menggelar ‘persidangan’ simbolis terhadap nabi Muhammad SAW.

No comments:

Post a Comment