!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Friday, July 19, 2013

Tim-tim unggulan sepakbola Inggris ramai-ramai ke Indonesia.


Tim-tim unggulan sepakbola Inggris ramai-ramai ke Indonesia.

Setelah Arsenal, kini Liverpool datang ke Jakarta, menyusul Chelsia beberapa pekan mendatang, mereka akan menjajal kekuatan kesebelasan Indonesia


Pemain legendaris Liverpool, Ian Rush, menilai The Reds akan bermain serius saat menghadapi Indonesia XI dalam laga uji coba di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sabtu (20/7/2013). Liverpool, kata dia, ingin mencetak banyak gol untuk memberikan hiburan kepada Liverpudlian di Jakarta.

Liverpool datang ke Indonesia dalam rangkaian tur pramusim ke Asia dan Australia. Indonesia menjadi destinasi pertama rombongan tim Merseyside ini sebelum menuju Melbourne pada 24 Juli dan Bangkok empat hari setelahnya.

"Liverpool memang ingin memberikan hiburan kepada penggemarnya di sini (Indonesia) dan mereka ingin mencetak banyak gol di pertandingan nanti," ujar Rush di Jakarta, Jumat (19/7/2013).

Di partai uji coba sebelumnya, Arsenal sukses mengalahkan Indonesia dengan skor tujuh gol tanpa balas di SUGBK, Minggu (14/7/2013). Pun halnya dengan Belanda yang juga mampu menang 3-0 saat menantang Sergio van Dijk dan kawan-kawan pada 7 Juni lalu.

Rush menilai, hasil dua pertandingan tersebut tentunya akan membuat pelatih dan pemain berupaya maksimal agar kekalahan mencolok itu tidak terulang lagi. Menurutnya, jika merupakan tim sepak bola profesional, maka Indonesia akan belajar banyak dari dua kekalahan tersebut dan akan tampil lebih baik.

"Ketika menghadapi Liverpool, mereka (Indonesia) akan belajar dari pengalaman. Jika mereka kembali kalah tujuh gol sama ketika melawan Arsenal itu tandanya mereka tidak belajar dari kesalahan," kata Rush.

Jelang pertandingan melawan Indonesia XI, pelatih Liverpool Brendan Rodgers mengaku sempat menyaksikan cuplikan pertandingan tim Indonesia saat melawan Arsenal. Rodgers menilai tim Indonesia ketika itu tampil cukup bagus. Ia bahkan tak segan menilai kualitas teknik tim ”Garuda”.

”Hingga menit ke-70 pertandingannya cukup ketat. Menurut saya, pemain Indonesia punya teknik bagus dan sepertinya mereka mudah dilatih,” kata Rodgers, Kamis (18/7/2013).

Hanya saja, ia sepakat dengan perkataan pelatih Arsenal Arsene Wenger mengenai stamina pemain Indonesia. Sebelumnya, Wenger mengatakan bahwa stamina pemain Indonesia buruk.

”Setelah menit 70 sepertinya mereka kelelahan. Mungkin benar apa yang disebut Wenger kalau mereka kurang di segi stamina,” lanjut Rodgers.

Meskipun begitu, Rodgers tidak serta-merta menganggap remeh tim ”Garuda”. Apalagi skuad Indonesia akan ketambahan pemain dari tim U-23.

”Ada beberapa pemain berbakat di tim ini, terutama mungkin di lini depan. Pertandingan ini akan jadi tes,” kata Rodgers.

Liverpool akan meladeni tantangan tim Indonesia XI hari Sabtu (20/7/2013) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Mereka lalu akan melanjutkan tur pramusim ke Melbourne, Australia, dan Bangkok, Thailand.

Terkait dengan tur Asia mereka ini, Rodgers pun dihadapkan pertanyaan kemungkinan merekrut pemain Asia. Namun, Rodgers ternyata tidak ambil pusing dengan asal-muasal pemain.

”Liverpool adalah klub besar dan kami selalu ingin mendapatkan pemain terbaik. Tak masalah dari mana asal mereka,” pungkas Rodgers.

Kedatangan tamu istimewa dari luar negeri seperti Liverpool selalu dimanfaatkan berbagai pihak demi menangguk rezeki. Dari yang menjadi calo tiket, menjual seragam ataupun syal tim.

Salah satu para "pencari rezeki" tersebut adalah Art. Di antara pembeli tiket dan penjaja aksesori, sosoknya mudah tertangkap mata. Tubuhnya lebih tinggi dari rata-rata, kulitnya putih kemerahan tersengat matahari di atas langit Senayan, dan rambutnya yang berwarna pirang mulai tampak memutih.

Tangan kanannya mengacungkan selembar syal Liverpool, sementara di tangan kirinya menggantung belasan syal serupa. Di lehernya menggantung karton putih bertuliskan "1 pcs 30.000".

"Saya dari Belanda. Di sana saya tinggal di Amsterdam," kata Art ketika Kompas.com menghampirinya.

Ia mengaku akan mengikuti rute The Reds ke Melbourne dan berlanjut ke Bangkok. Namun, ia tak sendiri. "Ada dua teman saya, mereka juga ikut berjualan," kata Art.

Menilik ceritanya, akan mudah berasumsi jika Art adalah penggemar Liverpool. Memang, ia mengaku suka pada The Reds dan Steven Gerrard. Namun, ia ternyata tak "sereligius" penggemar The Reds lain.

"Saya tahu mereka tim bagus, tapi saya tak terlalu hapal nama pemainnya," jelas Art.

Secara blak-blakan ia mengaku tujuannya ke Jakarta adalah untuk berlibur. "Ini liburan dan saya butuh uang," kata Art.

Sebelum ke Jakarta, ia pun sempat mampir ke Vietnam, tempat Arsenal menjalankan tur pra-musim. Di sana ia juga berjualan syal. Tentu yang dijual adalah syal Arsenal.

Art tak merinci di mana ia membeli syal-syal tersebut. Ia hanya menyebut bahwa dagangannya tersebut dibeli secara grosir. "Semua buatan Asia," jelasnya.

Sambil berbincang dengan Kompas.com, Art sesekali berhenti untuk meladeni pembeli. Pengamatan Kompas.com, beberapa calon penonton Liverpool pun tampak berhenti sejenak di depan Art. Entah, mungkin mereka merasa mendapat pengalaman baru melihat "bule" menjajakan syal.

Sepak bola dan segala fanatismenya, selalu dimanfaatkan untuk menangguk untung dari sisi komersial. Terutama, di Indonesia. Negara asal jutaan penggemar klub luar negeri seperti Liverpool. Art hanya salah satu sosok yang jeli memanfaatkan fanatisme itu.

No comments:

Post a Comment